Definisi
Perilaku
konsumen : Adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku
konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya :
1. Faktor Budaya
2. Faktor Sosial
3. Faktor Pribadi
Budaya : Adalah determinan dasar keinginan dan
perilaku seseorang. Karenanya, budaya sangatlah mempengaruhi perilaku konsumsi
seseorang. Budaya sendiri terdiri dari beberapa subbudaya yang meliputi
kebangsaan, agama, ras, dan wilayah geografis. Selain itu dalam hidup
bermasyarakat biasanya terdapat kelompok-kelompok yang tergolong kedalam kelas
sosial. Budaya, subbudaya, dan kelas sosial merupakan dasar terbentuknya suatu
perilaku konsumen.
Mitos
dan Ritual Kebudayaan
Mitos
merupakan dasar dari kebudayaan, dimana kata mitos berasal dari bahasa Yunani
yaitu muthos yang berarti cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang. Mitos
memiliki keunikan dan perbedaan mendasar dari cerita rakyat, didalam mitos
terkandung makna – makna yang dihadirkan lewat simbol – simbol yang mengungkap
asal – usul masyarakat. Namun mitos bukanlah suatu cerita sejarah karena tidak
memuat unsur ruang dan waktu tertentu. Setiap
masyarakat memiliki serangkaian mitos yang mendefinisikan budayanya. Mitos
adalah cerita yang berisi elemen simbolis yang mengekspresikan emosi dan
cita-cita budaya. Misalnya mitos mengenai binatang yang mempunyai kekuatan (
Lion King ) atau binatang yang cerdik (Kancil ) yang dimaksudkan sebagai
jembatan antara kemanusiaan dan alam semesta. Ada mitos pewayangan yang dapat
diangkat dalam membuat strategi penentuan merek suatu produk, seperti tokoh
Bima dalam produk Jamu kuat “ Kuku Bima Ginseng”. Sehingga pemasar dituntut
kreatif menggali mitos agar bisa digunakan sebagai sarana menyusun strategi
pemasaran tertentu.
Ritual kebudayaan merupakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh
kelompok masyarakat. Ritual Budaya sebagai urutan-urutan tindakan yang
terstandarisasi yang secara periodik diulang, memberikan arti dan meliputi
penggunaan simbol-simbol budaya ( Mowen, 1995).
Ritual budaya
bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan seseorang, tetapi hal ini dilakukan
dengan serius dan formal, yang memerlukan intensitas mendalam dari seseorang.
Kebiasaan sering tidak serius, kadang tidak pasti dan berubah saat ada stimulus
berbeda yang lebih menarik. Seringkali ritual budaya memerlukan benda-bendayang
digunakan untuk proses ritual, dan inilah yang bisa dibuat oleh pengusaha
menjadi peluang , seperti acara ulang tahun yang biasanya ada lilin, roti tart,
balon, permen, sirup, dan lain-lain. Pesta perkawinan merupakan ritual budaya
juga, sehingga dapat menjadi peluang untuk ‘wedding organizer’ dan persewaan
gedung, serta peralatan dan perlengkapan pesta lainnya. Strategi iklan juga
dapat dikaitkan dengan ritual budaya seperti pada tema-tema perkawinan yang
menonjolkan hadiah ‘berlian’ untuk pengantin perempuan, dan produk sarung untuk
ritual keagamaan dan ibadah.
Budaya dan Konsumsi
Budaya dapat mempengaruhi struktur konsumsi, karena adanya larangan,
hukuman, tekanan, ataupun paksaan dari budaya tersebut untuk mempengaruhi pola
dan bentuk yang terorganisir dari individu dan masyarakat dalam berbagai cara
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Komponen budaya sendiri dapat berupa agama
dan kepercayaan, sistem hukum, dan adat istiadat. Pengaruh budaya terhadap
konsumsi dapat di lihat pada perilaku individu dan masyarakat dalam
berkonsumsi, senantiasa di sesuaikan dengan tuntunan budaya yang di anut.
Contoh : Seorang
muslim di larang mengkonsumsi makanan / minuman yang di Haramkan dalam Al-Quran
dan Hadisnya. Dan seorang Muslim yang sudah balik (dewasa) wajib menjalankan
Puasa di bulan Romadhan .
Strategi
Pemasaran dengan Memperhatikan Budaya
Beberapa
strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu
masyarakat. Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan
strategi pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi. Dalam pemasaran dikenal adanya istilah marketing mix yang di dalamnya
memformulasikan strategi pemasaran yang harus dilakukan seorang pelaku usaha
kedalam 4P yaitu product, price, place dan promotion. Dalam pemasaran
internasional aspek budaya sangat mempengaruhi strategi para pemasar untuk
merumuskan strategi marketing mix tersebut, agar kegiatan pemasaran produk yang
dilakukan dapat sukses dan berhasil di lingkungan internasional yang sangat
dinamis.
Dapat kita ambil contoh yang ada di Indonesia . Produsen memasarkan
barangnya dengan memperhatikan keadaanya. Jika Pada saat bulan Romadhan bagi
umat muslim, pasar biasanya banyak menjual baju-baju Muslim, kolak , timun
suri, ketupat yang jarang kita jumpai pada bulan-buan biasanya . Tetapi lain
lagi jika bulan Desember datang pasar akan menggantikan barang dagangannya
dengan bajau-baju atau perlengkapan Natal .
Tinjauan
Sub-budaya
Subbudaya(subculture) adalah pola-pola kultural yang menonjol, dan
merupakan bagian atau segmen dari populasi masyarakat yang lebih luas dan lebih
kompleks. Jadi, setiap subbudaya memiliki bagian yang termasuk kultur populasi
masyarakat. Hubungan antara kultur yang dominan dari suatu populasi masyarakat
dan subbudaya dapat dilukiskan.
Dalam tinjauan
sub-budaya terdapat beberapa konteks penilaian seperti:
- Afeksi dan Kognisi
Penilaian Afeksi dan Kognisi merupakan penilaian
terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung
kearah berbagai objek atau ide serta kesiapan seseorang untuk melakukan
tindakan atau aktivitas.
- Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat
diartikan bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu, yang ditentukan oleh
faktor internal (motif, IQ, emosi, dan cara berpikir) dan faktor eksternal
(lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, dan lingkungan alam).
- Faktor Lingkungan
Prinsip teori Gestalt ialah bahwa keseluruhan lebih
berarti daripada sebagian-bagian. Sedangkan teori lapangan dari Kurt Lewin
berpendapat tentang pentingnya penggunaan dan pemanfaatan lingkungan.
Berdasarkan
teori Gestalt dan lapangan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang
sangat berpengaruh pada perilaku konsumen.
Sub-budaya
dan Demografi
Demografi merupakan sesuatu yang menggambarkan karakteristik masyarakat
yang dapat membagi masyarakat ke dalam beberapa sub budaya. Sedangkan sub
budaya merupakan bagian dari budaya yang tumbuh dari kelompok-kelompok dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan karakteristik sosial,
ekonomi, serta demografi.
Berdasarkan
analisa dari bagian-bagian sub-budaya, menunjukkan bahwa sebenarnya ada
variabel yang terbentuk dari sub-budaya demografis yang menjelaskan
karakteristik suatu populasi dan dikelompokkan kedalam karakteristik yang sama.
Variabel yang
termasuk kedalam demografis, adalah:
§ Sub Etnis Budaya
§ Sub Budaya-agama
§ Sub Budaya Geografis dan Regional
§ Sub Budaya Usia
§ Sub Budaya Jenis Kelamin
Lintas
Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
Lintas Budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses
mental, termasuk variabilitas dan invarian, di bawah kondisi budaya yang
beragam. Melalui memperluas metodologi penelitian untuk mengenali variasi
budaya dalam perilaku, bahasa dan makna, ia berusaha untuk memperpanjang,
mengembangkan dan mengubah psikologi.
Bauran
Pemasaran dalam Lintas Budaya
Beberapa
hal dalam pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah
bagaimana mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri,
bagaimana keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan
standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi,
bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk. Untuk dapat memahami seluk-beluk pasar luar negeri, penting untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam perbedaan budaya. Dari perspektif
pemasaran global, lingkungan budaya penting karena dua alasan utama. Pertama
dan terpenting, kekuatan budaya merupakan faktor utama dalam membentuk
pemasaran global. Kedua, analisis budaya seringkali mempertemukan titik-titik
peluang pasar. Perusahaan yang mengenali norma-norma budaya di bandingkan
pesaing mereka akan lebih di untungkan dan sering memperoleh keunggulan kompetitif.
Referensi
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2258591-pengertian-subbudaya/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.