Sabtu, 04 Januari 2014

BAB 12 : PENGARUH BUDAYA DALAM PERILAKU KONSUMEN



Definisi
Perilaku konsumen : Adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya :
1. Faktor Budaya
2. Faktor Sosial
3. Faktor Pribadi
 
Budaya  : Adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Karenanya, budaya sangatlah mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Budaya sendiri terdiri dari beberapa subbudaya yang meliputi kebangsaan, agama, ras, dan wilayah geografis. Selain itu dalam hidup bermasyarakat biasanya terdapat kelompok-kelompok yang tergolong kedalam kelas sosial. Budaya, subbudaya, dan kelas sosial merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku konsumen.

Mitos dan Ritual Kebudayaan
Mitos merupakan dasar dari kebudayaan, dimana kata mitos berasal dari bahasa Yunani yaitu muthos yang berarti cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang. Mitos memiliki keunikan dan perbedaan mendasar dari cerita rakyat, didalam mitos terkandung makna – makna yang dihadirkan lewat simbol – simbol yang mengungkap asal – usul masyarakat. Namun mitos bukanlah suatu cerita sejarah karena tidak memuat unsur ruang dan waktu tertentu. Setiap masyarakat memiliki serangkaian mitos yang mendefinisikan budayanya. Mitos adalah cerita yang berisi elemen simbolis yang mengekspresikan emosi dan cita-cita budaya. Misalnya mitos mengenai binatang yang mempunyai kekuatan ( Lion King ) atau binatang yang cerdik (Kancil ) yang dimaksudkan sebagai jembatan antara kemanusiaan dan alam semesta. Ada mitos pewayangan yang dapat diangkat dalam membuat strategi penentuan merek suatu produk, seperti tokoh Bima dalam produk Jamu kuat “ Kuku Bima Ginseng”. Sehingga pemasar dituntut kreatif menggali mitos agar bisa digunakan sebagai sarana menyusun strategi pemasaran tertentu.

Ritual kebudayaan merupakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh kelompok masyarakat. Ritual Budaya sebagai urutan-urutan tindakan yang terstandarisasi yang secara periodik diulang, memberikan arti dan meliputi penggunaan simbol-simbol budaya ( Mowen, 1995).
Ritual budaya bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan seseorang, tetapi hal ini dilakukan dengan serius dan formal, yang memerlukan intensitas mendalam dari seseorang. Kebiasaan sering tidak serius, kadang tidak pasti dan berubah saat ada stimulus berbeda yang lebih menarik. Seringkali ritual budaya memerlukan benda-bendayang digunakan untuk proses ritual, dan inilah yang bisa dibuat oleh pengusaha menjadi peluang , seperti acara ulang tahun yang biasanya ada lilin, roti tart, balon, permen, sirup, dan lain-lain. Pesta perkawinan merupakan ritual budaya juga, sehingga dapat menjadi peluang untuk ‘wedding organizer’ dan persewaan gedung, serta peralatan dan perlengkapan pesta lainnya. Strategi iklan juga dapat dikaitkan dengan ritual budaya seperti pada tema-tema perkawinan yang menonjolkan hadiah ‘berlian’ untuk pengantin perempuan, dan produk sarung untuk ritual keagamaan dan ibadah.

Budaya dan Konsumsi
Budaya dapat mempengaruhi struktur konsumsi, karena adanya larangan, hukuman, tekanan, ataupun paksaan dari budaya tersebut untuk mempengaruhi pola dan bentuk yang terorganisir dari individu dan masyarakat dalam berbagai cara dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Komponen budaya sendiri dapat berupa agama dan kepercayaan, sistem hukum, dan adat istiadat. Pengaruh budaya terhadap konsumsi dapat di lihat pada perilaku individu dan masyarakat dalam berkonsumsi, senantiasa di sesuaikan dengan tuntunan budaya yang di anut.
Contoh : Seorang muslim di larang mengkonsumsi makanan / minuman yang di Haramkan dalam Al-Quran dan Hadisnya. Dan seorang Muslim yang sudah balik (dewasa) wajib menjalankan Puasa di bulan Romadhan .

Strategi Pemasaran dengan Memperhatikan Budaya
Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat. Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi. Dalam pemasaran dikenal adanya istilah marketing mix yang di dalamnya memformulasikan strategi pemasaran yang harus dilakukan seorang pelaku usaha kedalam 4P yaitu product, price, place dan promotion. Dalam pemasaran internasional aspek budaya sangat mempengaruhi strategi para pemasar untuk merumuskan strategi marketing mix tersebut, agar kegiatan pemasaran produk yang dilakukan dapat sukses dan berhasil di lingkungan internasional yang sangat dinamis.
Dapat kita ambil contoh yang ada di Indonesia . Produsen memasarkan barangnya dengan memperhatikan keadaanya. Jika Pada saat bulan Romadhan bagi umat muslim, pasar biasanya banyak menjual baju-baju Muslim, kolak , timun suri, ketupat yang jarang kita jumpai pada bulan-buan biasanya . Tetapi lain lagi jika bulan Desember datang pasar akan menggantikan barang dagangannya dengan bajau-baju atau perlengkapan Natal .

Tinjauan Sub-budaya
Subbudaya(subculture) adalah pola-pola kultural yang menonjol, dan merupakan bagian atau segmen dari populasi masyarakat yang lebih luas dan lebih kompleks. Jadi, setiap subbudaya memiliki bagian yang termasuk kultur populasi masyarakat. Hubungan antara kultur yang dominan dari suatu populasi masyarakat dan subbudaya dapat dilukiskan.
Dalam tinjauan sub-budaya terdapat beberapa konteks penilaian seperti: 
- Afeksi dan Kognisi
Penilaian Afeksi dan Kognisi merupakan penilaian terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung kearah berbagai objek atau ide serta kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan atau aktivitas.
- Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk kepribadian yang dapat diartikan bentuk sifat-sifat yang ada pada diri individu, yang ditentukan oleh faktor internal (motif, IQ, emosi, dan cara berpikir) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, dan lingkungan alam).
- Faktor Lingkungan
Prinsip teori Gestalt ialah bahwa keseluruhan lebih berarti daripada sebagian-bagian. Sedangkan teori lapangan dari Kurt Lewin berpendapat tentang pentingnya penggunaan dan pemanfaatan lingkungan.
Berdasarkan teori Gestalt dan lapangan bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh pada perilaku konsumen.

Sub-budaya dan Demografi
Demografi merupakan sesuatu yang menggambarkan karakteristik masyarakat yang dapat membagi masyarakat ke dalam beberapa sub budaya. Sedangkan sub budaya merupakan bagian dari budaya yang tumbuh dari kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, serta demografi.
Berdasarkan analisa dari bagian-bagian sub-budaya, menunjukkan bahwa sebenarnya ada variabel yang terbentuk dari sub-budaya demografis yang menjelaskan karakteristik suatu populasi dan dikelompokkan kedalam karakteristik yang sama.
Variabel yang termasuk kedalam demografis, adalah:
§  Sub Etnis Budaya
§  Sub Budaya-agama
§  Sub Budaya Geografis dan Regional
§  Sub Budaya Usia
§  Sub Budaya Jenis Kelamin

Lintas Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
Lintas Budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian, di bawah kondisi budaya yang beragam. Melalui memperluas metodologi penelitian untuk mengenali variasi budaya dalam perilaku, bahasa dan makna, ia berusaha untuk memperpanjang, mengembangkan dan mengubah psikologi.

Bauran Pemasaran dalam Lintas Budaya
Beberapa hal dalam pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi, bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk. Untuk dapat memahami seluk-beluk pasar luar negeri, penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam perbedaan budaya. Dari perspektif pemasaran global, lingkungan budaya penting karena dua alasan utama. Pertama dan terpenting, kekuatan budaya merupakan faktor utama dalam membentuk pemasaran global. Kedua, analisis budaya seringkali mempertemukan titik-titik peluang pasar. Perusahaan yang mengenali norma-norma budaya di bandingkan pesaing mereka akan lebih di untungkan dan sering memperoleh keunggulan kompetitif.

Referensi
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2258591-pengertian-subbudaya/



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.